Monday, 7 April 2014

Sejarah Kota Balikpapan

Sejarah Kota Balikpapan

Awalnya Balikpapan adalah tempat persinggahan pedagang-pedagang dari Banjar (Banjarmasin) yang akan menuju ke Kalimantan bagian timur. Pedagang asal Banjar tersebut membawa dagangan seperti beras, kain, garam, dan lainnya. Saat singgah, mereka menemukan sesuatu di sepanjang pesisir pantai Balikpapan. Ada banyak cairan hitam kecoklatan yang mengalir dari tanah di pesisir pantai Balikpapan. Cairan hitam yang mudah terbakar itu diambil oleh para pedagang untuk dijual/sebagai bahan bakar. Lama kelaman mereka tidak hanya singgah di Balikpapan, tetapi akhirnya menetap dan membuat sebuah kampung. Kampung tersebut dinamakan ‘Kampung Baru’. Letaknya di dekat Pulau Tukung.
pulau tukung balikpapan
Pulau Tukung Balikpapan
Dinamakan Kampung Baru karena di kampung ini mereka menetap dan memulai hidup baru. Penduduk pertama Kampung Baru ini kebanyakan adalah pedagang-pedagang dari Banjar dan Sulawesi. Penduduk pertama Kampung Baru ini kebanyakan adalah pedagang dari Banjar dan Sulawesi. Keberadaan lantung/cairan minyak di pesisir pantai Balikpapan kemudian diketahui oleh Belanda.

Di tahun 1890 Belanda membeli daerah sekitar pesisir pantai Balikpapan dari Kesultanan Kutai. Konon kandungan minyak bumi di Balikpapan saat itu adalah yang terbesar di Asia Tenggara. Maka dilakukanlah pengeboran pertama kali oleh Belanda pada tanggal 10 Februari 1897. Awal tahun 1900 dibangunlah instalasi pengolahan kilang minyak Balikpapan oleh Belanda. Pembangunan kilang tersebut membuat Kampung Baru harus tergusur ke sebelah utara kilang. Selain membangun kilang, Belanda jg membangun fasilitas pendukung lainnya. Dibangunlah perumahan dengan gaya khas Eropa di Gn.Dubbs. Dibangun pula fasilitas seperti lapangan bola (sekarang lapangan merdeka), tempat hiburan (sekarang banua patra).
Lapangan Merdeka Balikpapan
Lapangan Merdeka Balikpapan
Dibangun pula fasilitas seperti rumah sakit, sekolah. Belanda jg mendatangkan tenaga kerja untuk kilang dari berbagai daerah seperti dari jawa dan sulawesi. Inilah sebabnya kenapa penduduk Balikpapan saat ini terdiri dari berbagai macam suku. Indonesia mini.
Di tahun 1930an ada sebuah perkampungan utk pedagang-pedagang cina. Letaknya di depan Monpera sekarang.
Monpera
Monpera
Diseberang perkampungan cina tersebut ada sebuah pasar. Pasar tersebut melengkapi dua pasar yang sudah ada sebelumnya. Pasar Klandasan dan pasar di kampung baru.
Pasar Klandasan
Pasar Klandasan
Di thn 1930an ada dua rumah sakit. Rumah sakit BPM (sekarang rumah sakit Pertamina) dan rumah sakit Juliana (skr jd SMP swasta).
Rumah Sakit Pertamin
Rumah Sakit Pertamina
Perkampungan ada di kampung baru dan klandasan. Sedangkan daerah gunung sari dulunya masih hutan. Daerah gunung sari dulu hanya jalan setapak. Hanya ada satu kampung kecil disana. Penduduk yang tinggal di kampung gunung sari adalah penduduk yang enggan membayar pajak kepada Belanda. Perkampungan cina yg ada di dpn Monpera td kemudian pindah ke daerah Pandan Sari.  Orang-orang Belanda hidup sangat ekslusif. Tidak mau membaur dengan pribumi. Termasuk dalam hal pendidikan. Dulu ada beberapa sekolah khusus untuk orang-orang Belanda di Balikpapan. Namun hanya ada satu sekolah untuk pribumi. Sekolah tersebut hanya tingkat dasar. Sedangkan untuk melanjutkan ke tingkat lebih tinggi harus ke Banjarmasin.
Jalanan di Balikpapan dulu masih sempit. Hanya selebar 2 hingga 3 meter. Dulu di kilang minyak Balikpapan ada transportasi kereta. Khusus untuk pekerja-pekerja kilang. Perkembangan kilang minyak Balikpapan sangat pesat. Puluhan kapal mengangkut minyak bumi ke negara-negara Eropa. Tak heran, beberapa negara mengincar kota Balikpapan dengan kekayaan minyaknya. Salah satunya : Jepang. Jepang sangat mengincar kota Balikpapan. Dikirimlah mata-mata ke Balikpapan yg menyamar sebagai pedagang. Mata-mata Jepang tersebut mendata pos-pos pertahanan Belanda. Dan juga kekuatan pasukan Belanda. Pada tanggal 18 Januari 1942 Belanda menerima ultimatum dari Jepang untuk menyerahkan kota Balikpapan. Ultimatum tersebut tidak digubris oleh pihak Belanda di Balikpapan. Mereka lebih memilih melawan daripada menyerah.
Pada tgl 22 Januari 1942, dibawah pimpinan Jendral Shizuo Sakaguchi, Jepang menyerang Balikpapan. Sesampainya di Balikpapan, Jepang terkejut. Karena kilang minyak sudah dihancurkan terlebih dahulu oleh Belanda. Jepang yg dongkol karena hanya mendapat abu dan arang, kemudian menyerang Belanda ke berbagai penjuru Balikpapan. Terjadi pertempuran sengit di Balikpapan. Dentuman peluru, aroma mesiu, dan asap hitam membumbung. Jepang yg terkenal kejam tanpa ampun membunuh setiap orang Belanda yang ditemuinya. Ada sebuah kisah memilukan saat tentara Jepang menyisir daerah Gunung Pancur. Untuk mencari jenderal Belanda.  Ada 3 petinggi Belanda dan keluarganya yg terjebak di perumahan di gunung pancur. Mereka mencoba melawan saat tentara Jepang memergoki mereka. Namun naas, akhirnya 3 keluarga tsb dibantai oleh Jepang. Itulah mengapa 3 rumah di gunung pancur yg jadi tempat pembantaian tsb sampai skr terkenal angker. Penyisiran mencari org2 Belanda oleh tentara Jepang berlanjut hingga ke sebuah markas tentara Belanda. Markas tsb terletak di daerah gunung sari. Bangunan markas tsb smpat difungsikan sbg rmh sakit.  Markas tsb juga dikenal sbg Puskib. Bangunannya skr sdh dibongkar.
Puskib
Puskib
Saat tentara Jepang dtg utk mencari orang-orang Belanda, ada satu dokter pribumi disana. Dokter tsb sedang mengobati bbrp tentara Belanda yg terluka. Melihat hal tsb, tentara Jepang murka. Kemudian diculiklah dokter bedah pribumi satu-satunya tersebut. Kemudian dibunuh. Dokter bedah tsb bernama dr.Kanudjoso Djatiwibowo. Namanya skr dijadikan nama Rumah Sakit Umum.

RSU Balikpapan
Ada satu orang Belanda yg lolos dlm penyisiran oleh tentara Jepang tsb. Namanya Jan Theo Van Amstel. Jan Theo Van Amstel adalah seorang Belanda yg berbeda dari org Belanda kebanyakan. Jan Theo Van Amstel berkulit agak hitam. Persis sekali seperti pribumi. Ketika lolos dari penyergapan tentara Jepang, ia kemudian membaur dgn pribumi lainnya.
Jan Theo Van Amstel ini adalah saksi mata peristiwa pembantaian jendral-jendral Belanda di pantai banua patra. Suatu pagi di tanggal 23 Februari 1942, ia bersama org2 kampung dibawa ke pantai banua patra. Di pantai banua patra tsb mereka dipaksa melihat pembantaian 78 org Belanda. Jan Theo Van Amstel dlm kesaksian menuliskan, ia melihat jendral-jendral Belanda, pastur. Dlm keadaan terikat. Kemudian satu persatu jendral2 tsb ditembak oleh tentara Jepang. Beberapa dipenggal kepalanya. Setelah itu Jan Theo Van Amstel dikabarkan melarikan diri ke Makassar. Menumpang kapal nelayan. Masa penjajahan Jepang di Balikpapan tdk berlangsung lama. Perang Dunia ke II kemudian meletus. Pada tanggal 7 Juli 1945. Sekutu datang ke Balikpapan utk berperang melawan Jepang. Perang ini ada dlm sejarah. Sekutu yg terdiri dari tentara Australia mendarat di perairan Klandasan. Tepat di pantai Monpera skrg. Perang tsb tdk berlangsung lama. Tgl 21 Juli 1945 Jepang menyerah kalah di Balikpapan.
Pasukan tentara Australia kemudian ditugaskan utk memelihara tatanan masyarakat Balikpapan pasca perang. Ratusan tentara Australia gugur dlm pertempuran melawan Jepang di Balikpapan. Utk mengenang peristiwa tsb, tahun 1945 tentara Australia membuat tugu peringatan di dkt lapangan merdeka. Tugu tersebut kita kenal dgn Tugu Australia. Proklamasi kemerdekaan akhirnya berkumandang di Jakarta tgl 17 Agustus 1945. Namun karena minimnya sarana komunikasi, kabar proklamasi ini telat diketahui oleh masyarakat Balikpapan. Baru pada sekitar bln november 1945, kabar proklamasi kemerdekaan ini sampai di Balikpapan.  Namun, tidak serta merta hal tsb membuat Balikpapan bebas dari penjajah.  Belanda yg membonceng sekutu Australia wkt itu ingin menjajah Balikpapan kembali. Kalimantan,khususnya Balikpapan wkt itu memang dlm status quo. Artinya blm msk ke wilayah NKRI.  Berbagai pertempuran pecah di Balikpapan antara kaum pejuang pribumi dan tentara Belanda. Selain mengangkat senjata, bbrp pemuda Balikpapan mendirikan perkumpulan. Perkumpulan yg kemudian menjadi partai politik pertama di Balikpapan adalah Fonds Nasional Indonesia (FONI). Di masa awal terbentuknya organisasi ini, mereka mengadakan pasar malam utk menghimpun dana perjuangan. Pasar malam itu diselenggarakan di lapangan sepakbola pandan sari (skr lapangan FONI).
Gerakan perjuangan gerilya pejuang Balikpapan melawan Belanda trs dilakukan. Hingga pada suatu ketika. Tgl 10 Desember 1946, Belanda mengumpulkan semua pribumi di lapangan FONI. Belanda berniat menghabisi seluruh pribumi tsb. Tetapi peristiwa pembantaian itu urung terjadi. Seorang komandan yg ditugasi menjaga keamanan Balikpapan bernegosiasi dgn Belanda. Komandan itu membujuk Belanda spy tdk membantai kaum pribumi. Krn akan berdampak pada banyak hal. Terutama kilang. Berkat negosiasi dr komandan tsb, tdk terjadi pembantaian di Balikpapan. Komandan tsb bernama Wiluyo Puspoyudo. Namanya skr dijadikan nama sebuah taman di dekat rumahnya dulu.
Perlawanan thd Belanda trs dilakukan. Dgn pertempuran dan perundingan-perundingan. Pada tanggal 27 Desember 1949, Balikpapan resmi masuk ke dalam Republik Indonesia Serikat. Setahun kemudian, Presiden Soekarno datang ke Balikpapan. Dgn pidato khasnya, beliau menyemangati masy.Balikpapan. Sejak itulah kemudian masyarakat Balikpapan mulai membangun kotanya.  Pd tanggal 20 Januari 1960, Aji Raden Sayid Muhammad dilantik menjadi Walikota Balikpapan yg pertama. Dan salah satu yg menjadi ciri khas kota Balikpapan yaitu kilang minyak, trs berproduksi hingga skrg.

No comments:

Post a Comment